Ada Rindu Dibalik Jendela Masjid

Selasa, 17 Oktober 2017

Ada Rindu Dibalik Jendela Masjid
Oleh : Umi Wijaya Lau

Part 1
#MasjidFathullahCiputat

Langkahnya benar-benar jauh tertinggal, dia menahan panas dan sesak. Tidak semua orang memperhatikan matanya yang sembab, walau akhirnya dia jatuh terkulai lemas di teras masjid (Fathullah). Jika dipikir-pikir itu lebih baik. Karna, sesulit apapun keadaan manusia. Dia amat enggan untuk dikasihi.

Dia menarik nafas berkali-kali untuk menanangkan hati, sesekali mengusap peluh butiran keringat di dahinya yang putih. Jilbabnya yang tadi rapi level tinggi, kini sudah sulit digambarkan seperti apa bentuknya.

Dia mulai mengeluarkan mushafnya yang semakin lusuh. Entah apa yang terjadi, kini butirannya air matanya jatuh lagi. Genggamannya semakin kuat memeluk mushaf, getaran hatinya semakin tidak karuan. Tingkat kekhwatiranya pun semakin meninggi.

"Allah, aku sudah terlanjur tersesat dijalan yang sulit ini. Tolong bantu aku menempuhnya dengan kemudahan dariMu"

Gadis yang matanya masih sembab itu, mulai memejamkan mata, lalu menutup telinga lewat hatinya. Dan menjadi tuli terhadap sekitar dalam seketika.

Dia membuka lembaran memory tebal yang sudah dia tumpuk dengan kumpulan huruf-huruf asing yang dia belum fahami sama sekali.

"Alif Lam Mim.."

Gadis itu menunduk, membiarkan airmatanya tumpah secara tersembunyi. Sambil terus melanjutkan hafalannya.

Dalam tangis, dia terus melafalkan kumpulan huruf yang amat asing baginya. Batinnya semakin berteriak, bagaimana bisa kau berani menghafal ayat-ayat itu tapi tidak tau artinya. Bahkan, kau tidak bisa menulisnya!. Bagaimana bisa !!!

Dia terus melantunkan hafalannya, tidak peduli dengan cercaan yang berasal dari batinnya sendiri.

Am hasibtum an tadkhuluu al jannata wa lamma ya'tikum matsaluu al ladziina khalau min qablikum
Massathum al ba'saa'u wa adhdharraa'u wa zulziluu hatta, hatta,...

Bersambung.... Mohon komentarnya ya