Musim dingin masih bertahan di daerah tropis yang gadis itu tinggali. Sesekali dia menatap jedela kamarnya. Mengamati rintik hujan yang tertiup angin dan menghepas ke wajahnya.
Dia mulai tersenyum kemb
ali membiarkan wajah dan jilbabnya basah terkena gerimis.
Ah, entah sudah lama sekali dia tidak mau tersenyum untuk membuat dirinnya sendiri bahagia.
.
Dulu dia amat membenci senyuman dan rintik gerimis. Membenci sampai level tertinggi. Sampai hal ini membuat dirinya lupa bagaimana cara untuk bahagia.
.
"Arasy,, heii Arasy.. Itu tamu yang cari kamu"
.
"Eh, iya aku keluar".
.
Dia Gadis yang bernama Arasy, kini senyumannya mulai kembali, dia mulai memeluk rindu dalam doa lama yang sudah ia hentikan bertahun-tahun.
.
.
"Assalamualaikum, Arasy"
.
.
Arasy tersenyum kembali mendengar salam langsung dari seseorang yang ada dihapannya, lebih merekah dari senyum sebelumnya. Dia masih menunduk, menahan semuanya agar tetap baik-baik saja.
.
.
Walaikumsalam, Kak...
Bersambung~
Part 2
Writer @umi.wijayalau
20.01.18
Cinta Arasy (Ia, Ibarat Kaca yang Berdebu)
Sabtu, 20 Januari 2018
Diposting oleh
Unknown
di
09.54
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Langganan:
Postingan (Atom)